From Me

IMG_1984

Normal
0

false
false
false

EN-SG
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}

Tittle : From Me

Author : Aurababy / @hhrlia

Main Cast : Xi Luhan – Im Yoona

Genre : Romance – School Life – OOC

Length : Ficlet

Rating : G

Hai, balik lagi dengan FF yang bermain cast LuYoon. FF ini dari komik yang judulnya aku lupa-_- dan maaf kalau ada typo dan cerita tidak jelas. Jangan lupa komentarnya;;)

***

Yoona POV

“ Tadi malam kalian nonton pertandingan sepak bola tidak? ” saut seorang namja ke teman-temannya sambil memainkan bola yang dia bawa seperti biasa.

Dia masih seperti dulu. Dia masih tergila-gila dengan bola, ramahnya yang luar biasa ke siapa saja dan muka baby face nya tentu saja, siapa lagi kalau bukan Luhan.

Sudah dari SD, SMP dan sekarang memasuki SMA pun aku sekelas dengan dia. Walaupun aku sudah cukup lama atau mungkin memang lama sekelas dengan dia, aku jarang sekali mengobrol dengannya. Ah tidak, mungkin tidak pernah. Tapi walaupun aku jarang sekali ngobrol dengannya.

Aku tahu satu hal kalau aku ini menyukai dia, aku yakin itu.

“ Eh kau sudah mengerjakan pr? ” saut seorang namja disampingku

“ Ne? ” sautku sambil mengalihkan pandangan ku dari lapangan. Lalu, namja yang setahu ku bernama Kris menatapku aneh.

“ Aku tidak bertanya padamu. Aku bertanya pada Luhan ” balasnya masih dengan muka anehnya, hah bisa kurasakan pipi ku merah karena malu, aku kira Kris bertanya padaku.

“ Sudah Kris, oh hai Yoong ” tegurnya dengan senyum manisnya itu, astaga dia memanggil ku apa? Yoong?  Jarang sekali orang-orang sekitarku dan dia memanggil ku seperti.

“ Hai juga Luhan ” balasku gugup, baru saja dia ingin membalasnya lagi tiba tiba Jung seongsangnim datang dan mengatakan “Persiapkan pr kalian masing-masing”. Benar benar tidak ada kesempatan ya?

Padahal kami duduk bersebelahan tetapi kami jarang sekali mengobrol.

“ Yoong ” bisiknya, aku langsung menatap nya. Lalu tiba tiba Jung seongsangnim melempar penghapus papan tulis ke kepala Luhan dan berteriak “Lihat ke depan! ”. Astaga dia hanya tersenyum kikuk ke Jung seongsangnim dan mulai menulis ditangan kiri nya dengan spidol.

“ Ditangan kanan mu ada coretan catatan ya? ” tulisnya.

“ Ah iya ” balasku gugup sambil memperhatikan tangan kiriku yang ada tulisan “beli buku catatan nanti” lalu dia buru buru menulis lagi.

“ Jangan berbicara, nanti ketahuan ” tulisnya lagi.

“ Ah baiklah ” tulisku lalu tersenyum kikuk.

“ Kau mengerti apa yg dijelaskan seongsangnim? ”

“ Sedikit ”

“ Aku tidak mengerti sama sekali, hehe ” tulisnya sambil membuat senyum malu, ah betapa tampan nya dia. Tanpa sadar tangan kami berdua penuh dengan coretan karena mengobrol terlalu banyak.

***

Aku tersenyum senang sambil mewarnai gambar gedung sekolah yang disuruh oleh Kim seongsangnim, ah betapa indahnya tadi.

“ Gambarmu bagus ” puji seorang namja dibelakang ku. Padahal aku sudah menyari tempat sepi agar bisa menggambar dengan sebagus mungkin dan tidak ketahuan oleh Luhan.

“ Ah gomawo ” balasku kikuk karena dia tiba-tiba muncul.

“ Boleh aku duduk disini? ” Tanyanya sambil menatapku penuh harap

“ Ne? ” tanya ku kaget, lalu dia duduk disampingku, refleks aku langsung berdiri dan menghindari nya. Tapi dia menarik ku agar duduk kembali.

“ Kenapa kau mau pergi? ” tanya nya aneh

“ Kim seongsangnim memanggil ku ” balasku berbohong dan menunduk.

“ Kim seongsangnim kan masih menyuruh kita untuk menggambar ” balasnya sambil nyengir, ah aku ketahuan berbohong. Ah tidak, aku harus pergi dari sini dan mengindari nya. Aku selalu salah tingkah didepannya.

“ Aku pergi dulu ” balasku sambil bangkit lalu dia mengikuti ku bangkit.

“ Kenapa kau selalu menghindar jika diajak berbicara langsung? ” tanyanya yang membuat tubuhku beku.

“ Karena aku membosankan untuk dijadikan teman berbicara ” balasku jujur dan membuat dia kaget. Lalu dia mengambil kuas dan mengambil sedikit cat warna nya tersebut dan mencoretnya dimuka ku.

“ Luhan kau mau apa! ” teriak ku karena dia terus mencoret-coret wajahku dan tangan ku.

“ Kita bermain agar tidak bosan! ” balasnya dengan senang dan membuat ku tertawa kecil.

“ Kau manis saat tersenyum dan tertawa ” balasnya yang membuat aku menghentikan tawaku dan menunduk malu. Lalu dia memegang bahu ku.

“ Lebih banyakin lagi dong senyum nya. Kan kau manis saat tersenyum. ” sautnya lagi yang membuat tubuhku kaku, bisa kurasakan pipi ku memanas dan jantungku berdetak dengan kencang.

“ Luhan! ” teriak Kris, lalu dia melepas tangannya dari bahu ku dan menatap Kris yang sedang bersama Xiumin.

“ Kau sedang apa disini? Dan kau bersama Yoona? ” tanya Xiumin heran saat melihat wajah dan tangan ku penuh dengan coretan.

“ Luhan, kau kenapa mau bersama dia? ” tanya Kris yang membuat hati ku jatuh rasanya. Bisa kurasakan mata ku memanas. Lalu Luhan langsung memukul Kris dan berteriak “Jangan ganggu Yoona! ”

“ Kau menyukai dia Luhan? ” tanya Xiumin sambil membantu Kris bangkit.

“ Ini salah paham ” sautku membuat mereka bertiga terdiam.

“ Kami hanya berteman. Bahkan aku tidak menyukai dia ” balasku dengan penuh perjuangan. Jangan sampai hanya karena diriku, persahabatan Luhan Kris dan Xiumin hancur. Kuharap keputusan ku ini benar.

***

Semenjak hari itu, tidak ada lagi tegur sapa saat pagi hari. Tidak ada lagi berbicara dengan tulisan ditangan.

Aku berbohong kepada diriku sendiri.

Aku menyukai nya, sungguh aku menyukai nya. Aku menyukai segala hal tentang nya. Aku merobek kertas note ku yang baru kubeli dan mulai menulis : “Maafkan aku. Dari :Yoona” lalu aku melempar nya dan dia membacanya.

Aku menidurkan kepala ku dimeja ku ini sambil memandangi awan cerah.

Bisa kurasakan jari manis tangan kanan ku ada yang menggambar sesuatu. Bisa kurasakan spidolnya itu. Lalu aku menatap jari manis ku.

Luhan menggambar cincin ditangan kanan jari manis ku dengan spidol warna merah.

Aku mulai menulis ditangan ku “Kau pasti bercanda”

Dia melihatnya lalu mulai menulis ditangan kirinya “Tidak, aku serius.”

“ Bohong ” tulisku.

“ Tidak. Selama ini aku selalu ingin dekat dengan mu. ” tulis Luhan

“ Selama ini aku hanya melihat kau diam dan aku bingung harus berbuat apa ” tulisnya lagi

“ Saat kita mulai berkomunikasi dengan menulis coretan ditangan kiri aku senang sekali ” tulisnya yang membuat mataku memanas.

“ Dan saat kita mencoret coret dengan cat warna ” tulisnya lagi, bisa kurasakan air mataku turun sekarang.

“ Aku menyukai mu. Aku menyukaimu dari dulu Luhan. ” balasku dengan isak. Lalu semua teman sekelas ku menatap ku bahkan Kim seongsangnim pun berhenti menulis dipapan tulis.

“ Aku tidak bisa berhenti menyukai mu. ” balasku lagi dengan senyum walaupun aku menangis aku tetap tersenyum dan membuat dia tersenyum senang. Lalu aku mendengar suara tepuk tangan dari teman-temanku. Ah betapa malu nya aku.

***

“ Lihat ini. ” saut Luhan sambil menunjukkan gambar cincin dijari manis kepadaku dan mulai menggengam tanganku.

“ Sekarang aku bisa selalu menggengam mu. Sekarang aku bisa selalu disampingmu. Sekarang dan sampai akhir nanti kita akan selalu bersama. Inilah mimpi ku bersama mu Yoong ” sautnya yang membuat ku menatap nya kaget. Langsung saja aku peluk lengannya itu dan dia mengusap rambutku pelan.

Bahkan aku masih tidak percaya jika aku sekarang bisa bersama Xi Luhan. Tapi aku yakin ini bukan mimpi, benar kan?

Winter Love

kty 4

Tittle : Winter Love

Author : @HybridKTY_ atau Aurababy

Main cast : Kim Taeyeon and Lee Donghae

Genre : sad, romance

Length : Oneshot

Rating : T

Note : Yang bold dan italic itu flashback ne^^~

Annyeong chingu^^~ kare

na tidak ada kerjaan, aku buat FF ini. Mianhae kalo ada typo, dan cerita ga nyambung. Abis dibaca dikomen okay^^~ gomawo n,n

Kim Taeyeon sedang mengamati taman yang indah dan penuh salju. Senyum dimuka nya itu sangat indah yang membuat siapa saja ikut tersenyum melihatnya. Tetapi senyum nya memudar ketika melihat salju turun dari langit.

“ Salju nya indah ne ” saut seorang namja yg sedang mengamati salju juga

“ Ne? ” balas yeoja itu gugup

“ Ne. Donghae imnida ” balas Donghae sambil mengulurkan tangan nya

“ Taeyeon imnida ” balas Taeyeon sambil membalas uluran tangan Donghae.

 “ Sudah lama ne..” saut Taeyeon pelan, lalu dia pergi meninggalkan taman dan berjalan kearah bangku tua. Yang menjadi saksi perjalanan cinta nya.

Dia duduk dan memeluk tubuhnya dengan lengan nya sendiri, dia kedinginan.

 

“ Kau kesini lagi? ” tanya Donghae lalu ikut duduk dibangku tersebut

“ Ne, dari sini kita bisa lihat salju yg turun dengan jelas ” balas Taeyeon sambil tersenyum hangat, Donghae manatap lama wajah cantik Taeyeon.

“ Ada apa? ” tanya Taeyeon salah tingkah dan mukanya merah. Seketika tawa Donghae meledak

“ Hahaha, kau lucu ” balas Donghae sambil tertawa, lalu Taeyeon memukul bahu Donghae  pelan.

 

“ Seandainya… seandainya kita tak bertemu…oppa ” saut Taeyeon sedih, dia bangkit dan berjalan pelan. Mukanya semakin pucat karena menahan dingin, dia semakin mengeratkan jaketnya dan tiba tiba berhenti. Dia menatap toko bunga, toko bunga tempat kerjanya dulu.

 

Kring

Bel pintu toko bunga tersebut berbunyi menandakan ada pembeli yang ingin beli bunga. Taeyeon langsung berlari dari ruangan belakang.

“ Annyeong, apa kau mau membeli bunga? ” tanya Taeyeon lembut ke namja yg sedang menggunakan helm. Lalu namja itu melepaskan helm nya.

“ Taeyeon-ah? Kau berkerja disini? ” tanya Donghae tak percaya, Taeyeon sontak kaget dan hanya memberikan senyum salah tingkahnya.

“ Kau mau membeli apa oppa? ” tanya Taeyeon lagi

“ Apakah ada bunga mawar saat musim dingin ini? ”

“ Disini ada oppa, kau mau membelinya? ” tanya Taeyeon lalu Donghae mengangguk semangat. Taeyeon berlari kearah stand bunga mawar dan mengambil sebucket.

“ Ini oppa, untukmu gratis ” saut Taeyeon sambil tersenyum riang

“ Jinjja? ” tanya Donghae tak percaya, Taeyeon membalasnya hanya mengangguk semangat.

“ Gomawo ne, ini untuk umma ku. Aku harus buru-buru, sekali lagi terimakasih ” balas Donghae lalu memasang helm nya lagi dan pergi keluar.

“ Umma ne?… ” saut Taeyeon pelan

 

Tiinnn

Seketika tubuh Taeyeon beku mendengar klakson mobil yang lewat. Tapi tiba-tiba saja ada seorang namja yang langsung memeluk dan membawa Taeyeon kepinggir jalan. Tangan Taeyeon gemetar hebat, mukanya yg pucat semakin pucat.

“ Kau gila? Kau bisa tertabrak! ” teriak namja itu, namja yg suaranya membuat hati Taeyeon bergetar hebat, tiba-tiba dia menangis lagi.

 

“ Oppa, aku capek ” saut Taeyeon yang sedari tadi bermain basket bersama Donghae, Donghae yang mendengarnya langsung berhenti dan menghampiri Taeyeon.

“ Kau capek ne? ” tanya Donghae , lalu Taeyeon mengangguk lemah. Lalu Taeyeon dan Donghae berjalan kearah ayunan yg dekat dengan lapangan tersebut.

“ Aku akan beli minum ” saut Donghae, Taeyeon mengangguk lagi lalu Donghae bangkit dan meninggalkan Taeyeon. Taeyeon terdiam dan menatap dua bocah yang sedang bermain sepak bola.

Namja kecil itu menendang bola dan bola nya kearah jalan raya. Taeyeon bangkit dan berlari kearah namja kecil itu dan menahan nya.

“ Biar nuna yg ambil ” saut Taeyeon lembut, dua bocah itu langsung mengangguk. Taeyeon berlari dan berhasil mendapatkan bola tersebut.

Tiinnn

Klakson mobil tersebut menyadarkan Taeyeon, seketika tubuh Taeyeon beku dan tidak bisa bergerak. Dia menutup matanya lalu ada seseorang yg mendorongnya dan memeluknya.

“ Kau bodoh?! Kau hampir mati dan kau diam saja?! ” bentak Donghae ke Taeyeon, Taeyeon menundukan kepalanya dan menangis. Lalu donghae memeluknya dan mengelus rambutnya pelan.

“ Mianhae ” isak Taeyeon

 

“ Ini kopi hangat untuk mu ” saut seorang namja yg tadi menyelamatkan Taeyeon tadi, Taeyeon mengambil kopi hangat tersebut dan meminumnya.

“ Gomawo, oh aku Taeyeon. Kamu? ” tanya Taeyeon sambil tersenyum hangat

“ panggil aku Yesung aja ” balas Yesung tak kalah lembutnya. Lalu mereka cukup lama terdiam.

“ Kau harusnya hati-hati ” saut Yesung yg akhirnya mengeluarkan suara.

“ Ne, gomawo buat yang tadi dan kopinya ” balas Taeyeon lirih, lalu dia menatap sungai Han lagi.

“ Kenangan buruk? ” tanya Yesung lagi, lalu Taeyeon berbalik dan menatap Yesung

“ Sangat buruk, diantara sangat buruk dan indah ” balas Taeyeon lagi, lalu dia meminum kopi nya lagi dan merasakan tubuhnya lebih hangat. Tiba tiba Yesung menyentuh kening Taeyeon dengan telapak tangan nya dan membuat Taeyeon kaget.

“ Ah mianhae, kau sakit. Mau kerumahku? Disana hangat ” balas Yesung lagi

Disana hangat , pikir Taeyeon.

“ Ayolah kerumahku ” rengek Donghae yg sedang memohon kepada Taeyeon untuk menemaninya kerumahnya. Karena dia ingin memperkenalkan Taeyeon ke umma nya.

“ shiro ” balas Taeyeon tegas, lalu Donghae melakukan aegyo didepan nya agar Taeyeon mau kerumahnya

“ Aish aegyo mu membuatku ingin muntah ” balas Taeyeon sambil memperagakan orang ingin muntah. Seketika Donghae terdiam dan meninggalkan Taeyeon.

Taeyeon bangkit dan berlari pelan mengejar Donghae

“ Ya ! yaudah ayo kerumahmu! ” saut Taeyeon dengan nada malas tetapi dia tidak ingin Donghae marah padanya. Seketika hati Donghae berbinar-binar dan dia langsung menarik Taeyeon kemotornya dan pergi kerumah Donghae.

Sekitar 10 menit dalam perjalanan, akhirnya mereka sampai kerumah Donghae.

“ Ayo masuk, disana hangat ” saut Donghae dengan muka berbinar, Taeyeon mengangguk dan mengikuti Donghae dari belakang. Rumah yg cukup mewah bagi Taeyeon.

“ Annyeong umma ” saut Donghae saat menemukan umma nya sedang membaca sebuah majalah, umma Donghae menghentikan aktivitasnya dan bangkit lalu menghampiri mereka berdua.

“ Annyeong, wah kau bawa siapa Donghae-ah? ” balas umma Donghae dengan senang karena Donghae membawa seorang teman yeoja.

“ Annyeong ahjumma, Kim Taeyeon imnida ” balas Taeyeon sopan

“ Anggap saja rumah sendiri ” balas Ahjumma lembut, lalu Taeyeon mengangguk

“ Donghae, siap-siap ne. Nanti umma mau memperkenalkan seseorang kepadamu ” saut Ahjumma lembut lalu dia pergi kekamarnya

“ Mau memperkenalkan tunangan ne? ” saut Taeyeon polos, Donghae yg mendengarnya langsung tertawa

“ Bukan, mau memperkenalkan appa baru. ” balas Donghae lalu dia menarik lengan Taeyeon dan mereka duduk di ruang keluarga.

“ Appa baru?” tanya Taeyeon lagi, lalu Donghae mengangguk senang. Taeyeon yg melihatnya hanya tersenyum.

Drrtt

Hape Taeyeon berbunyi, lalu Taeyeon mengangkatnya

“ Ne appa? ”

“ Hari ini aku belanja? Untuk besok menemui seseorang? ”

“ Oh oke, aku sedang dirumah teman. Annyeong ”

Taeyeon menghela nafas lalu berbaring di sofa tersebut.

“ Donghae, ayo turun ” teriak Umma Donghae, Donghae yg mendengarnya langsung keluar dari kamar dengan pakain rapi. Taeyeon yg melihatnya hanya ber O ria-_-

“ Ikut saja yuk, kau tidak bosan apa? ” tanya Donghae

“ Tidak apa-apa nih? ” tanya Taeyeon, lalu Donghae mengangguk.

Mereka berdua turun kebawah dan menemuka Umma Donghae sedang mengobrol dengan seorang namja..

Taeyeon tersenyum dan menatap namja itu…

Namja itu ayah nya..

Seketika tubuh Taeyeon beku, Donghae yg menyadarinya pun menatap aneh Taeyeon. Taeyeon berlari dan menghampiri appa nya.

“ Appa sedang apa? ” tanya Taeyeon kaget

“ Kau disini nak? Wah kebetulan. Appa ingin bertemu dengan calon istri dan calon anak lelaki ayah ” balas appa nya dengan semangat, Umma Donghae bangkit dan memeluk Taeyeon

“ Sebuah kebetulan ne? kita akan jadi satu keluarga ” saut Umma Donghae riang.

Tubuh Taeyeon dan Donghae beku.

“ Umma, aku gamau Taeyeon menjadi adik ku! Aku maunya dia yg menjadi istriku ” teriak Donghae frustasi. Taeyeon yg mendengarnya kaget. Ada perasaan senang dan sedih saat mengetahui cinta nya tidak bertepuk sebelah tangan.

“ Maaf appa, aku cinta dia ” saut Taeyeon ke appa nya, lalu dia berlari keluar rumah Donghae. Donghae berlari mengejarnya dan memeluknya dari belakang.

“ Kenapa kita? ” lirih Donghae

“ Aku akan menunggu mu ditaman sampai aku…mati oppa ” isak Taeyeon pelan dan tidak menjawab pertanyaan Donghae

“ Aku janji ” balas Donghae sambil mengeratkan pelukan nya.

 

“ Jangan bengong ” saut Yesung yang mengagetkan Taeyeon yg sedang melamun, lalu Taeyeon memukul pelan bahu Yesung.

“ Maukah kau mengantarku ke suatu tempat? ” tanya Taeyeon penuh harap, lalu Yesung mengangguk semangat.

“ Ayo ” seru Yesung lalu mereka berdua masuk kemobil Yesung.

“ Mau kemana? ” tanya Yesung lagi

“ Kepemakaman ne ” balas Taeyeon yg membuat Yesung kaget, tetapi dia menyalakan mesin nya lalu ketempat pemakaman.

Sekitar setengah jam perjalanan akhirnya mereka sampai kepemakaman. Dingin masih menusuk kedalam tubuh Taeyeon, dia sengaja memegang lengan Yesung karena tubuhnya tidak seimbang.

Lalu mereka kesatu makam yg bertuliskan

Lee Donghae

Taeyeon memandangi makam itu dengan sedih, seketika mata nya buram karena air mata nya berlomba siapa yg ingin keluar lebih dahulu.

 

Pernikahan orang tua Donghae dan Taeyeon tetap berlangsung. Walaupun kedua anak mereka tidak setuju, tetapi mereka tetap tersenyum walaupun hati mereka sakit.

Donghae tidak kuat menatap Umma dan Appa Taeyeon berciuman saat mereka sudah sah menikah, lalu dia bangkit dan berlari keluar gereja. Taeyeon yg melihatnya ikut bangkit dan mengejar Donghae dari belakang.

“ Oppa.. hahh hahh oppa tunggu aku ” teriak Taeyeon kelelahan karena harus mengejar Donghae yg berlari cukup kencang. Tiba-tiba Donghae berhenti.

“ Aku… tidak bisa begini terus ” saut Donghae yg membuat Taeyeon bingung

“ Oppa waeyo? ” tanya Taeyeon khawatir. Lalu Donghae memeluk dan mencium bibir manis Taeyeon. Taeyeon membalasnya dan melingkarkan tangan nya keleher Donghae. Lalu Donghae menghentikan ciuman nya.

“ Sebaiknya aku pergi ” saut Donghae lalu berlari meninggalkan Taeyeon sendiri, Taeyeon berlari mengejarnya tetapi seketika tubuhnya beku.

Sebuah mobil bus sedang berjalan kencang dan Donghae sedang ingin menyebrang.

Braakkkk

“ OPPAAAAAAAA ” jerit Taeyeon, lalu dia berlari menghampiri Donghae yg sudah berlumuran darah.

“ Oppa, bangun. Bangun bodoh ” saut Taeyeon frustasi

“ Saranghae ” bisik Donghae pelan lalu dia terlelap untuk selamanya, wajahnya mencermikan wajah damai

“ Na..doo ” Isak Taeyeon sambil memeluk tubuh yang sudah tidak bernyawa tersebut. Gaun yg tadi nya berwarna putih cerah, sekarang menjadi merah darah yg sangat pekat.

 

“ Kau harus kuat ” saut Yesung sambil memeluk tubuh mungil Taeyeon, Taeyeon terisak dan membalas pelukan Yesung yg membuat kedua tubuh itu hangat dalam musim salju yg cukup dingin.

Pandangan Taeyeon kabur, badan nya semakin lemah, nafasnya tidak bisa diatur, nyawanya seperti ditarik. Yesung yg menyadari keanehan pada Taeyeon langsung menatap Taeyeon yang muka nya pucat.

“ Kau tidak apa-apa? ” tanya Yesung khawatir.

“ Aku tidak apa-apa ” balas Taeyeon lemah, lalu Yesung memeluknya kembali agar hangat.

Sudah berbulan-bulan ini kondisi Taeyeon lemah semenjak meninggalnya Donghae. Dia mengidap kanker otak stadium terakhir.

 

Taeyeon menabrak tiang listrik, tiba-tiba hidungnya keluar darah dengan deras. Taeyeon panic dan buru-buru ke toilet umum dan membersihkan nya.

Semenjak kejadian itu hidungnya sering mimisan, kepala nya suka pusing dan penglihatan nya kabur. Tetapi dia tidak ingin ke dokter.

Umma nya sudah menyuruh Taeyeon ke dokter, tapi Taeyeon tidak mau. Semenjak ummanya meninggal dia anti dengan rumah sakit dan dokter.

Dan lagi, hari ini dia mimisan lagi.

“ Apa aku harus kedokter? ” tanya Taeyeon kedirinya sendiri sambil memerhatikan pantulan nya dikaca.

“ Baiklah ”

Sekitar 15 menit dengan menaik bus dia sampai disalah satu rumah sakit.

“ Nona Kim silahkan masuk. ” ujar salah satu suster tersebut, Taeyeon bangkit dan masuk kedalam ruangan. Dan bertemu dokter Tiffany. Setelah beberapa proses sudah dia lewati dan sekarang dia sedang menunggu hasilnya.

Dokter Tiffany menghampirinya dan mengajaknya masuk kedalam ruangan nya.

“ Kau mengidap kanker otak stadium akhir ” lirih Tiffany

Taeyeon kaget dan seketika dia menangis. Tiffany memeluknya agar tenangan,

“ Apa tidak ada cara lain dok? ” lirih Taeyeon, Tiffany hanya menggeleng lemah.

 

Mungkin ini saatnya, ujar Taeyeon. Dia semakin lemah, matanya berat seperti dipaksa untuk ditutup, lalu dia tertidur. Tertidur untuk selamanya.

Yesung mengusap-usap rambut Taeyeon pelan, lalu menangis pelan.

“ Semoga kau bertemu dengan nya disana, jika kau dilahirkan kembali kuharap kau bisa bahagia bersamanya ” guman Yesung pelan.

Epilog

Yeoja kecil itu terdiam ditengah-tengah hujan salju. Taman yg menurutnya penuh dengan kenangan indah yg susah dilupakan. Ada sesuatu yg menyuruhnya selalu ke taman itu. Tanpa dia tidak sadari, ada namja kecil yg memerhatikan nya sambil membawa jaket.

Namja kecil itu berjalan pelan pelan dan menutup tubuh kecil yeoja itu dengan jaket yg dia bawa.

“ Kau datang? ” tanya yeoja itu tidak percaya

“ Tentu saja, ayo beli bunga ” balas namja itu sambil mengandeng tangan mungil yeoja itu.

Saranghae, batin mereka berdua.