From Me

IMG_1984

Normal
0

false
false
false

EN-SG
X-NONE
X-NONE

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:”Calibri”,”sans-serif”;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:”Times New Roman”;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}

Tittle : From Me

Author : Aurababy / @hhrlia

Main Cast : Xi Luhan – Im Yoona

Genre : Romance – School Life – OOC

Length : Ficlet

Rating : G

Hai, balik lagi dengan FF yang bermain cast LuYoon. FF ini dari komik yang judulnya aku lupa-_- dan maaf kalau ada typo dan cerita tidak jelas. Jangan lupa komentarnya;;)

***

Yoona POV

“ Tadi malam kalian nonton pertandingan sepak bola tidak? ” saut seorang namja ke teman-temannya sambil memainkan bola yang dia bawa seperti biasa.

Dia masih seperti dulu. Dia masih tergila-gila dengan bola, ramahnya yang luar biasa ke siapa saja dan muka baby face nya tentu saja, siapa lagi kalau bukan Luhan.

Sudah dari SD, SMP dan sekarang memasuki SMA pun aku sekelas dengan dia. Walaupun aku sudah cukup lama atau mungkin memang lama sekelas dengan dia, aku jarang sekali mengobrol dengannya. Ah tidak, mungkin tidak pernah. Tapi walaupun aku jarang sekali ngobrol dengannya.

Aku tahu satu hal kalau aku ini menyukai dia, aku yakin itu.

“ Eh kau sudah mengerjakan pr? ” saut seorang namja disampingku

“ Ne? ” sautku sambil mengalihkan pandangan ku dari lapangan. Lalu, namja yang setahu ku bernama Kris menatapku aneh.

“ Aku tidak bertanya padamu. Aku bertanya pada Luhan ” balasnya masih dengan muka anehnya, hah bisa kurasakan pipi ku merah karena malu, aku kira Kris bertanya padaku.

“ Sudah Kris, oh hai Yoong ” tegurnya dengan senyum manisnya itu, astaga dia memanggil ku apa? Yoong?  Jarang sekali orang-orang sekitarku dan dia memanggil ku seperti.

“ Hai juga Luhan ” balasku gugup, baru saja dia ingin membalasnya lagi tiba tiba Jung seongsangnim datang dan mengatakan “Persiapkan pr kalian masing-masing”. Benar benar tidak ada kesempatan ya?

Padahal kami duduk bersebelahan tetapi kami jarang sekali mengobrol.

“ Yoong ” bisiknya, aku langsung menatap nya. Lalu tiba tiba Jung seongsangnim melempar penghapus papan tulis ke kepala Luhan dan berteriak “Lihat ke depan! ”. Astaga dia hanya tersenyum kikuk ke Jung seongsangnim dan mulai menulis ditangan kiri nya dengan spidol.

“ Ditangan kanan mu ada coretan catatan ya? ” tulisnya.

“ Ah iya ” balasku gugup sambil memperhatikan tangan kiriku yang ada tulisan “beli buku catatan nanti” lalu dia buru buru menulis lagi.

“ Jangan berbicara, nanti ketahuan ” tulisnya lagi.

“ Ah baiklah ” tulisku lalu tersenyum kikuk.

“ Kau mengerti apa yg dijelaskan seongsangnim? ”

“ Sedikit ”

“ Aku tidak mengerti sama sekali, hehe ” tulisnya sambil membuat senyum malu, ah betapa tampan nya dia. Tanpa sadar tangan kami berdua penuh dengan coretan karena mengobrol terlalu banyak.

***

Aku tersenyum senang sambil mewarnai gambar gedung sekolah yang disuruh oleh Kim seongsangnim, ah betapa indahnya tadi.

“ Gambarmu bagus ” puji seorang namja dibelakang ku. Padahal aku sudah menyari tempat sepi agar bisa menggambar dengan sebagus mungkin dan tidak ketahuan oleh Luhan.

“ Ah gomawo ” balasku kikuk karena dia tiba-tiba muncul.

“ Boleh aku duduk disini? ” Tanyanya sambil menatapku penuh harap

“ Ne? ” tanya ku kaget, lalu dia duduk disampingku, refleks aku langsung berdiri dan menghindari nya. Tapi dia menarik ku agar duduk kembali.

“ Kenapa kau mau pergi? ” tanya nya aneh

“ Kim seongsangnim memanggil ku ” balasku berbohong dan menunduk.

“ Kim seongsangnim kan masih menyuruh kita untuk menggambar ” balasnya sambil nyengir, ah aku ketahuan berbohong. Ah tidak, aku harus pergi dari sini dan mengindari nya. Aku selalu salah tingkah didepannya.

“ Aku pergi dulu ” balasku sambil bangkit lalu dia mengikuti ku bangkit.

“ Kenapa kau selalu menghindar jika diajak berbicara langsung? ” tanyanya yang membuat tubuhku beku.

“ Karena aku membosankan untuk dijadikan teman berbicara ” balasku jujur dan membuat dia kaget. Lalu dia mengambil kuas dan mengambil sedikit cat warna nya tersebut dan mencoretnya dimuka ku.

“ Luhan kau mau apa! ” teriak ku karena dia terus mencoret-coret wajahku dan tangan ku.

“ Kita bermain agar tidak bosan! ” balasnya dengan senang dan membuat ku tertawa kecil.

“ Kau manis saat tersenyum dan tertawa ” balasnya yang membuat aku menghentikan tawaku dan menunduk malu. Lalu dia memegang bahu ku.

“ Lebih banyakin lagi dong senyum nya. Kan kau manis saat tersenyum. ” sautnya lagi yang membuat tubuhku kaku, bisa kurasakan pipi ku memanas dan jantungku berdetak dengan kencang.

“ Luhan! ” teriak Kris, lalu dia melepas tangannya dari bahu ku dan menatap Kris yang sedang bersama Xiumin.

“ Kau sedang apa disini? Dan kau bersama Yoona? ” tanya Xiumin heran saat melihat wajah dan tangan ku penuh dengan coretan.

“ Luhan, kau kenapa mau bersama dia? ” tanya Kris yang membuat hati ku jatuh rasanya. Bisa kurasakan mata ku memanas. Lalu Luhan langsung memukul Kris dan berteriak “Jangan ganggu Yoona! ”

“ Kau menyukai dia Luhan? ” tanya Xiumin sambil membantu Kris bangkit.

“ Ini salah paham ” sautku membuat mereka bertiga terdiam.

“ Kami hanya berteman. Bahkan aku tidak menyukai dia ” balasku dengan penuh perjuangan. Jangan sampai hanya karena diriku, persahabatan Luhan Kris dan Xiumin hancur. Kuharap keputusan ku ini benar.

***

Semenjak hari itu, tidak ada lagi tegur sapa saat pagi hari. Tidak ada lagi berbicara dengan tulisan ditangan.

Aku berbohong kepada diriku sendiri.

Aku menyukai nya, sungguh aku menyukai nya. Aku menyukai segala hal tentang nya. Aku merobek kertas note ku yang baru kubeli dan mulai menulis : “Maafkan aku. Dari :Yoona” lalu aku melempar nya dan dia membacanya.

Aku menidurkan kepala ku dimeja ku ini sambil memandangi awan cerah.

Bisa kurasakan jari manis tangan kanan ku ada yang menggambar sesuatu. Bisa kurasakan spidolnya itu. Lalu aku menatap jari manis ku.

Luhan menggambar cincin ditangan kanan jari manis ku dengan spidol warna merah.

Aku mulai menulis ditangan ku “Kau pasti bercanda”

Dia melihatnya lalu mulai menulis ditangan kirinya “Tidak, aku serius.”

“ Bohong ” tulisku.

“ Tidak. Selama ini aku selalu ingin dekat dengan mu. ” tulis Luhan

“ Selama ini aku hanya melihat kau diam dan aku bingung harus berbuat apa ” tulisnya lagi

“ Saat kita mulai berkomunikasi dengan menulis coretan ditangan kiri aku senang sekali ” tulisnya yang membuat mataku memanas.

“ Dan saat kita mencoret coret dengan cat warna ” tulisnya lagi, bisa kurasakan air mataku turun sekarang.

“ Aku menyukai mu. Aku menyukaimu dari dulu Luhan. ” balasku dengan isak. Lalu semua teman sekelas ku menatap ku bahkan Kim seongsangnim pun berhenti menulis dipapan tulis.

“ Aku tidak bisa berhenti menyukai mu. ” balasku lagi dengan senyum walaupun aku menangis aku tetap tersenyum dan membuat dia tersenyum senang. Lalu aku mendengar suara tepuk tangan dari teman-temanku. Ah betapa malu nya aku.

***

“ Lihat ini. ” saut Luhan sambil menunjukkan gambar cincin dijari manis kepadaku dan mulai menggengam tanganku.

“ Sekarang aku bisa selalu menggengam mu. Sekarang aku bisa selalu disampingmu. Sekarang dan sampai akhir nanti kita akan selalu bersama. Inilah mimpi ku bersama mu Yoong ” sautnya yang membuat ku menatap nya kaget. Langsung saja aku peluk lengannya itu dan dia mengusap rambutku pelan.

Bahkan aku masih tidak percaya jika aku sekarang bisa bersama Xi Luhan. Tapi aku yakin ini bukan mimpi, benar kan?